Tinggal di negara tropis seperti Indonesia membuat kulit terpapar sinar matahari hampir setiap hari sepanjang tahun. Bahkan saat mendung atau berada di dalam ruangan dekat jendela, sinar UVA dan UVB tetap bisa menembus awan maupun kaca.
Karena itu, memahami fungsi sunscreen dan kandungannya menjadi hal yang penting untuk menjaga kesehatan kulit. Sunscreen bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan langkah perlindungan utama yang sebaiknya digunakan setiap hari oleh semua jenis kulit.
Table of Contents
ToggleFungsi Sunscreen untuk Kulit
Sunscreen adalah pelindung utama kulit dari kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet (UV), khususnya UVA dan UVB. Manfaatnya tak hanya mencegah kulit terbakar atau menggelap, tetapi juga melindungi dari risiko penuaan dini (photoaging), munculnya flek hitam, hingga potensi kanker kulit.
Menurut penelitian, penggunaan sunscreen setiap hari dapat menurunkan risiko kanker kulit hingga 50% jika digunakan dengan benar.
Menurut data dari NCBI, sinar UVA dapat menembus hingga ke lapisan dermis kulit dan merusak komponen penting seperti kolagen, elastin, serta DNA sel kulit.
Hal yang mungkin belum banyak disadari adalah bahwa sinar UVA tetap aktif meski cuaca mendung atau saat berada di dalam ruangan yang terkena cahaya matahari melalui jendela kaca. Karena itu, penggunaan sunscreen sebaiknya dilakukan setiap hari, bukan hanya ketika berada di luar ruangan.
Baca Juga: Sunscreen untuk Kulit Berjerawat, Wajib Pakai atau Justru Bahaya?
Kandungan Terbaik untuk Sunscreen
Efektivitas sunscreen sangat bergantung pada jenis dan kualitas kandungan aktif di dalamnya. Berdasarkan studi dari MDPI, terdapat dua kategori utama bahan aktif: fisik (mineral) dan kimia (organik). Di samping itu, kategori ketiga yang semakin populer adalah kombinasi keduanya, atau yang dikenal sebagai hybrid sunscreen.
1. Sunscreen Fisik (Mineral)
Sunscreen fisik, seperti zinc oxide dan titanium dioxide, bekerja dengan memantulkan sinar UV dari permukaan kulit. Kandungan ini dikenal lebih stabil terhadap sinar matahari dan cenderung tidak menyebabkan iritasi, menjadikannya pilihan ideal untuk kulit sensitif atau anak-anak.
Meskipun demikian, salah satu tantangan dari sunscreen fisik adalah efek white cast yang kadang mengganggu tampilan kulit, terutama pada warna kulit lebih gelap.
2. Sunscreen Kimia (Organik)
Sunscreen berbasis kimia mengandung bahan aktif seperti avobenzone, octocrylene, dan oxybenzone yang berfungsi menyerap sinar UV dan mengubahnya menjadi panas agar tidak merusak kulit. Jenis sunscreen ini umumnya memiliki tekstur lebih ringan dan cepat meresap, sehingga nyaman digunakan sehari-hari.
Namun, beberapa kandungan kimia tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit sensitif dan juga dikaitkan dengan dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya pada kerusakan terumbu karang. Karena itu, banyak brand kini mulai mengembangkan formula yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan UV filter generasi baru seperti Tinosorb S dan M.
3. Hybrid Sunscreen
Menurut NCBI, hybrid sunscreen yang mengombinasikan bahan aktif fisik dan kimia dapat memberikan perlindungan spektrum luas sekaligus mempertahankan kenyamanan saat digunakan.
Formulasi ini menjadi pilihan ideal karena mampu menyatukan keunggulan dari kedua jenis sunscreen, yaitu perlindungan langsung dan stabil dari bahan fisik serta tekstur ringan dan mudah meresap dari bahan kimia.
Popularitas hybrid sunscreen terus meningkat karena mampu memberikan perlindungan maksimal tanpa mengorbankan kenyamanan dan estetika penggunaan sehari-hari.
Baca Juga: White Cast Bikin Wajah Belang? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Kunci dan Tren Mengembangkan Sunscreen
Tren terbaru dalam pengembangan sunscreen tidak hanya fokus pada perlindungan UV, tetapi juga pada multi-functionality. Kini, banyak orang mencari sunscreen yang sekaligus melembapkan, mengandung antioksidan, atau bahkan menyatu dengan makeup (seperti tone-up sunscreen dan tinted sunscreen).
Studi mengungkapkan bahwa konsumen global kini semakin memperhatikan aspek sensorik seperti tekstur, aroma, dan efek white cast pada produk sunscreen. Menariknya, persepsi terhadap white cast sering kali memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian dibandingkan tingkat SPF itu sendiri.
Di sisi lain, banyak negara Asia mulai mengadopsi sistem PA++++ sebagai indikator perlindungan terhadap sinar UVA, mencerminkan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap dampak sinar UVA gelombang panjang.
Untuk menciptakan produk sunscreen yang kompetitif, kuncinya terletak pada perpaduan antara efektivitas perlindungan dan kenyamanan saat digunakan. Misalnya, formulasi gel berbasis air yang ringan, diperkaya dengan bahan seperti niacinamide, green tea, atau centella asiatica dapat menjadi nilai tambah yang signifikan di pasar.
Maklon Sunscreen di CISAS Sekarang!
Jika Smartpreneur berencana menghadirkan sunscreen berkualitas tinggi dengan formulasi yang sesuai tren dan kebutuhan pasar, CISAS adalah mitra maklon yang siap membantu dari riset hingga produksi massal. Sebagai perusahaan maklon skincare berpengalaman, CISAS memiliki tim R&D yang mendalami fungsi sunscreen dan kandungannya untuk menghasilkan produk yang efektif dan kompetitif.
Kami menyediakan layanan lengkap, termasuk pendaftaran BPOM, pengurusan sertifikasi halal, desain kemasan, dan dukungan strategi pemasaran. Dengan pendekatan berbasis custom formulation, CISAS memastikan setiap produk sunscreen Smartpreneur memiliki nilai diferensiatif, klaim yang sah, serta tekstur yang sesuai ekspektasi konsumen modern.
Jangan lewatkan peluang di pasar sunscreen yang terus tumbuh setiap tahunnya. Segera hubungi CISAS dan mulai wujudkan brand sunscreen dengan kualitas dan efektivitas yang nyata!
Ditinjau oleh dr. Oscar Wiradi Putera






