12 Aspek CPKB yang Wajib Dipahami Sebelum Produksi Kosmetik

12 aspek cpkb

12 aspek CPKB wajib dipahami oleh brand kosmetik yang ingin berkembang di pasar Indonesia. Regulasi ini tidak hanya memastikan kualitas produk, tetapi juga membantu bisnis memenuhi standar industri yang semakin ketat. Dengan menerapkannya, brand dapat membangun reputasi dan kepercayaan di mata konsumen.

Baca Juga: Inilah Jenis Packaging Skincare yang Disukai Konsumen

Pengertian CPKB dan Pentingnya bagi Industri Kecantikan

CPKB atau Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik adalah standar yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan proses pembuatan kosmetik berjalan sesuai ketentuan mutu, keamanan, dan kelayakan produk.

Aturan ini mencakup 12 aspek CPKB yang wajib diterapkan oleh setiap pabrik atau penyedia jasa maklon kosmetik di Indonesia. Setiap brand yang ingin memasarkan produk wajib memahami standar ini agar produknya memahami syarat distribusi dan diterima oleh konsumen dengan baik.

Bagi industri kecantikan, kepatuhan terhadap CPKB bukan sekadar tuntutan regulasi, tapi juga menjadi fondasi untuk membangun kepercayaan konsumen. Dengan mengikuti standar ini, Smartpreneur bisa memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas terjaga, dan mampu bersaing di pasar yang semakin ketat.

Baca Juga: Bagaimana Cara Cek BPOM Scan Barcode?

Rincian 12 Aspek CPKB yang Harus Diketahui

Berikut adalah 12 aspek CPKB yang wajib dipahami oleh setiap pelaku industri kosmetik agar proses produksi berjalan sesuai standar dan memenuhi persyaratan BPOM:

1. Manajemen Mutu

Manajemen mutu berfungsi memastikan semua proses produksi kosmetik berjalan sesuai standar yang ditetapkan BPOM. Dengan sistem ini, setiap tahap mulai dari bahan baku hingga produk jadi bisa dipantau kualitasnya. Hasilnya, konsumen mendapatkan produk yang berkualitas dan konsisten mutunya.

2. Personalia

Aspek ini berfokus pada kompetensi tenaga kerja yang terlibat dalam produksi. Setiap personel perlu dilatih agar memahami prosedur dan tanggung jawabnya dengan baik.

3. Bangunan dan Fasilitas

Pabrik kosmetik harus memiliki desain bangunan dan fasilitas yang sesuai standar higienis. Tata letak ruangan, sirkulasi udara, dan area penyimpanan harus diatur agar tidak memengaruhi kualitas produk. Kebersihan yang terjaga juga meminimalkan risiko kontaminasi.

4. Peralatan Produksi

Semua peralatan produksi perlu dalam kondisi bersih, terawat, dan berfungsi dengan baik. Pemeliharaan rutin penting untuk memastikan mesin bekerja sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Dengan peralatan yang optimal, proses produksi bisa berjalan efisien.

5. Sanitasi dan Higiene

Kebersihan lingkungan kerja dan peralatan menjadi prioritas utama di pabrik kosmetik. Prosedur sanitasi harus dijalankan sesuai jadwal untuk mencegah adanya kotoran atau bakteri yang mencemari produk.

6. Produksi

Setiap tahap produksi, mulai dari penimbangan bahan hingga pengemasan, harus mengikuti standar yang ditetapkan. Dokumentasi lengkap diperlukan agar proses dapat ditelusuri bila terjadi masalah. Prosedur yang jelas membuat produksi berjalan lebih terkontrol.

7. Pengawasan Mutu

Pengujian mutu dilakukan di setiap tahap produksi untuk memastikan hasil sesuai spesifikasi. Proses ini melibatkan pengambilan sampel, analisis laboratorium, dan pencatatan hasil uji. Tujuannya adalah agar produk yang sampai ke konsumen benar-benar efektif dan berkualitas.

8. Dokumentasi

Semua proses produksi, hasil pengujian, dan catatan audit wajib didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi yang lengkap memudahkan pelacakan jika ada masalah di kemudian hari. Selain itu, hal ini juga menjadi bukti kepatuhan terhadap standar CPKB.

9. Audit Internal

Audit internal dilakukan secara berkala untuk memeriksa kepatuhan terhadap prosedur CPKB. Tim audit akan menilai apakah ada perbaikan yang perlu dilakukan. Dengan audit yang rutin, kualitas produksi bisa terus ditingkatkan.

10. Penyimpanan

Bahan baku dan produk jadi harus disimpan di tempat yang sesuai dengan standar suhu dan kelembapan. Penataan gudang yang baik membantu mencegah kerusakan bahan atau kontaminasi. Dengan penyimpanan yang tepat, mutu produk tetap terjaga sampai ke tangan konsumen.

11. Kontrak Produksi dan Analisis

Jika produksi kosmetik melibatkan pihak ketiga, kontrak yang jelas harus dibuat untuk mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal ini termasuk prosedur, pengujian, dan distribusi produk. 

12. Penarikan Produk dan Penanganan Keluhan

Prosedur penarikan produk harus siap dijalankan jika ditemukan masalah kualitas atau keamanan. Tujuannya adalah melindungi konsumen dan menjaga reputasi brand. Proses ini harus terdokumentasi agar bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Menggunakan Flanking Marketing untuk Bisnis Skincare

Buat Produk Kosmetik Sesuai CPKB Bersama CISAS

Memahami 12 aspek CPKB memang penting, tapi menerapkannya dalam proses produksi membutuhkan pengalaman dan fasilitas yang sesuai standar. Di sinilah CISAS bisa membantu Anda.

Sebagai penyedia jasa maklon kosmetik berpengalaman, CISAS siap mendukung mulai dari pengembangan formula, uji kualitas, hingga produksi dengan standar CPKB yang lengkap. Dengan begitu, produk Anda tidak hanya berkualitas dan legal, tapi juga memiliki daya saing di pasar kecantikan.

Jangan sampai ide Anda hanya berhenti di konsep. Hubungi tim CISAS sekarang dan wujudkan produk kosmetik atau skincare berkualitas yang sesuai regulasi dan diminati pasar. Konsultasi hari ini, gratis!

 

Ditinjau oleh dr. Oscar Wiradi Putera

Konsultasi dan Diskusikan Konsep Anda
Bersama CISAS

Share the Post:

Sertifikasi dan Penghargaan Jaminan Mutu

ISO_9001-2015
good corporate governance award 2010 logos
good manufacturing practice certification
logo cara pembuatan kosmetik yang baik
Logo halal

Silakan isi informasi Anda dan chat dengan saya

 

    Name *

    E-mail *

    Phone*

    Company representation or personal inquiry? *

    Company Name *

    Your Position *

    Occupation *

    Have you ever collaborated with an OEM? *
    YesNo